Sabtu, 08 Januari 2011

Tiket Masuk PT Dengan Hasil UN Perlu Dikaji

Rencana pemerintah yang akan menjadikan hasil ujian nasional (UN) pada sekolah jenjang tingkat SMA dan sederajat untuk menjadi 'tiket' masuk siswa ke jenjang perguruan tinggi (PT), dinilai perlu dilakukan kajian mendalam.

Rektor Undip Semarang, Prof Sudharto P Hadi menjelaskan, kedua sistem ujian, yakni UN dan ujian masuk di perguruan tinggi, memiliki sifat yang berbeda. Untuk UN, sifatnya adalah sebagai instrumen evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa selama menempuh pendidikan di sekolah. Sementara untuk ujian masuk di perguruan tinggi, sifatnya adalah prediktif.

"Oleh karena itu, setiap calon mahasiswa yang mengikuti ujian masuk di sebuah perguruan tinggi, memiliki sejumlah pilihan. Kemudian, dari ujian masuk perguruan tinggi yang diikuti inilah, siswa dapat diprediksi kemampuannya mengarah ke jurusan tertentu," jelasnya, Minggu (19/12).

Lebih lanjut, Rektor Undip yang baru dilantik ini menjelaskan, jika pemerintah memangkas alur ujian dari jenjang SMA sederajat ke perguruan tinggi dengan hasil UN sebagai acuan, ini akan menjadi sulit. ''Sebab, ujian masuk di perguruan tinggi, baik yang namanya SNMPTN, UM atau apapun itu, masing-masing memiliki struktur dan konten soal yang berbeda,'' tuturnya.

Sebenarnya untuk perguruan tinggi, telah memberikan kuota sendiri 25% bagi siswa SMA sederajat yang berprestasi untuk masuk PTN. Yakni melalui jalur PSSB yang selama ini telah berjalan. Jalur tersebut, seperti dulu kita kenal sebagai PMDK.

Melalui jalur ini, sesungguhnya PTN sudah mengakui hasil pendidikan di sekolah dengan diterimanya siswa berprestasi tanpa melalui ujian masuk lagi. Sedangkan untuk 75% lainnya, memang harus melalui ujian masuk yang ada. Karena, dengan ujian masuk pada setiap penerimaan mahasiswa baru, itu sebagai kunci diperolehnya kualitas mahasiswa yang lebih baik.

Sementara, Menteri Pendidikan Nasional, Prof Dr Ir M Nuh DEA menyebutkan, dengan dipakainya hasil UN sebagai tiket masuk PT, akan lebih mudah. Hal ini memang falsafah rencana UN ke depan. Jika hasil ujian dari TK bisa digunakan untuk masuk SD, dan dari UASBN (SD) bisa digunakan untuk masuk SMP dan seterusnya, kenapa yang ujian dari tingkat SMA tidak bisa digunakan ke perguruan tinggi.

"Nantinya, hasil UN bisa dijadikan ‘paspor’ ke perguruan tinggi. Jika memang hasil UN nantinya dapat digunakan sebagai tiket masuk ke perguruan tinggi negeri, semestinya untuk perguruan tinggi swasta juga mengikutinya," tegas M Nuh, seusai pelantikan Rektor Undip dan Unnes, belum lama ini.

Suara Merdeka
Selengkapnya...

Selasa, 26 Januari 2010

Perhimpunan SPMB Nusantara



Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap mutu dan keberhasilan pendidikan tinggi di Indonesia, pada tahun 2006 dibentuk suatu perhimpunan dengan nama Perhimpunan SPMB Nusantara (P-SPMB Nusantara) yang bergerak dalam pengujian dan seleksi nasional calon mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi. Para pendiri terdiri dari para rektor PTN dan mantan rektor pada periode tersebut serta perorangan yang berjasa pada perhimpunan.

P-SPMB Nusantara didirikan berdasarkan akta nomor 05 tanggal 02 Desember 2005 dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH di Jakarta. Akta pendirian diperbaiki dan telah mendapat pengesahan dari Kementrian Hukum dan HAM No. C-37.HT.01.03. TH 2006 tanggal 31 Juli 2006 dan telah dicantumkan dalam Tambahan Berita Acara Negara Republik Indonesia nomor 83 tanggal17 Oktober 2006.

Sejarah perkembangan dan pengalaman P-SPMB Nusantara dalam menyelenggarakan seleksi nasional calon mahasiswa perguruan tinggi dimulai sejak tahun 1976 dengan proyek SKALU (UI, IPB, ITB, UGM dan UNAIR) dan periode 1979 – 1982 (proyek PP 1, PP2 atau PMDK dan PP3, PP4). Pada tahun 1983 dilebur menjadi SIPENMARU (PMDK+Ujian Tulis) dan pada tahun 1989 menjadi UMPTN sampai tahun 2001. Mulai tahun 2002 UMPTN lepas dari DIKNAS, berubah menjadi Panitia SPMB sampai tahun 2005 dan sejak tahun 2006 berdiri Perhimpunan SPMB Nusantara, dengan misi yang sama sebagai lembaga penyelenggara seleksi calon mahasiswa.

Sifat organisasi sesuai Anggaran Rumah Tangga (ART) yang telah dilegalisir oleh Notaris Fathiah Helmi, SH No. 03 tanggal 03-02-2006 adalah Badan Hukum non Pemerintah yang memiliki karateristik Independen dan Non profit (Nirlaba).

Perhimpunan SPMB bekerja dengan tingkat efisiensi yang tinggi, memiliki jaringan kerjasama
yang luas dan kualitas sistem yang telah teruji selama lebih dari seperempat abad. Perhimpunan
ini didukung oleh staff manajemen dan pelaksana yang berdedikasi tinggi yang siap melayani
ujian serentak di seluruh Indonesia untuk kurang lebih 500.000 peserta termasuk di luar negeri.
Perlu dicatat bahwa dalam sejarah SPMB telah melakukan testing diluar seperti di New York,
Amsterdam, Jedah, Tokyo, Kuala Lumpur, dan Sabah untuk yang ingin masuk PTN di
Indonesia.
Perhimpunan SPMB Nusantara sebagai aset masyarakat merupakan lembaga yang dari awal
diniatkan dan dibangun atas:

* Keinginan luhur untuk secara nyata membantu tugas Pemerintah dalam penyediaan

layanan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus bangsa;
* Prinsip adil (equity) bagi anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas,
kemudahan, akses yang luas serta kesempatan yang sama (chance for all) tanpa memandang letak
geografis (jarak) dan tingkat ekonomi (keterbatasan) lulusan SLTA;
* Profesionalisme yang tinggi, dengan memegang teguh etika dan moral dalam menyediakan
layanan;
* Mengedepankan kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan pribadi atau golongan;
* Fungsi kebersamaan Perguruan Tinggi sebagai perekat bangsa.



Selengkapnya...

Selasa, 13 Oktober 2009

UMB PTS

Tahun 2009, masuk ke perguruan tinggi swasta (PTS) juga sudah melalui seleksi nasional. Tercatat, 27 PTS dari seluruh Indonesia siap menampung mahasiswa-mahasiswa baru dengan kualitas yang teruji.

Koordinator Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi Swasta (UMB-PTS), Usman Chatib Warsa, mengatakan bahwa UMB-PTS merupakan upaya bersama yang diinginkan pemerintah dan juga pihak perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan.

"PTS melihat PTN itu lebih diminati oleh siswa karena, selain murah, PTN punya kualitas lebih. PTS kita harapkan juga tidak menjadi perguruan tinggi kelas dua dan Pak Dirjen mendukung itu," tutur Usman dalam keterangan pers di Ruang SMPB Nusantara Salemba, Sabtu (6/6).

PTS yang bergabung dalam jalur ini antara lain Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Nommensen Medan, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Atmajaya Jakarta dan Yogyakarta, serta Universitas Parahyangan Bandung.

Gelombang pertama telah dilakukan pada bulan Februari lalu. Sayangnya, dari 28.000 kursi yang disiapkan, tidak semuanya terisi karena masih banyak yang belum tahu.

Usman mengatakan gelombang kedua akan diselenggarakan pada tanggal 11 Juli mendatang di tujuh kota, meliputi Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Meski memang ada rencana menambah lokasi ujian. "Kita sudah buka pendaftaran sejak 1 Juni lalu sampai 7 Juli secara online. Uang pendaftarannya sama, Rp 225.000," ujar Usman.

Usman mengatakan, UMB-PTN membuka harapan bahwa sedikit demi sedikit, kualitas lulusan PTS juga bisa terangkat dengan saringan ketat di awal melalui soal-soal yang sama kualitasnya dengan ujian masuk PTN. Usman berharap kelak ujian masuk untuk PTN dan PTS dapat digabung.
Selengkapnya...

Ujian Masuk PTS

Ujian Masuk PTS Selengkapnya...

  ©Template Blogger Elegance by Dicas Blogger.

TOPO